Selain pemandangan pantai dan wisata air lainnya, Pangandaran juga memiliki daya tarik tersendiri disudut budayanya. Ada beberapa kesenian tradisional yang sering disuguhkan saat acara tertentu di Pangandaran. Memang ada sebagian yang bukan khas dan asli Pangandaran tetapi sudah mengalami pencampuran budaya sehingga muncul sesuatu yang unik yang layak untuk kita nikmati.
1. Ronggeng Gunung
Ronggeng Gunung adalah jenis kesenian Daerah Khas dari Kabupaten Pangandaran yang masih tetap eksis dan berkembang. Kesenian yang sangat di gemari dan disukai oleh kalangan dewasa ini mempunyai kisah/cerita rakyat yakni Kesenian Ronggeng Gunung merupakan wangsit dari patih Kidang Pananjung kepada Dewi Siti Samoja yang pada waktu itu Dewi Siti sedang dirundung malang karena kekasih nya kalah di medan perang. Lirik-lirik lagu dalam Ronggeng Gunung merupakan luapan ekspresi jiwa yang sedang kasmaran terhadap kekasihnya.
Bagi masyarakat Kabupaten Pangandaran Ronggeng Gunung merupakan salah satu hiburan yang tidak sepi peminat, khususnya untuk kaum muda di Kabupaten Pangandaran. Hal ini mungkin disebabkan karena para penari Ronggeng Gunung berparas cantik-cantik yang luwes menggerakan tubuh dan jari jemari lentik sehingga menghibur penonton yang melihatnya.
2. Kuda Lumping (Ebeg)
Banyak yang tidak mengetahui kalau Kabupaten Pangandaran juga memiliki tarian Kuda Lumping, lokasi yang bertetanggaan dengan Jawa Tengah membuat sebagian warga Kabupaten Pangandaran berbahasa Jawa. Kuda Lumping di Kabupaten Pangandaran biasanya dipertunjukan pada saat acara Khitanan bocah sekolah dasar. Kuda Lumping yang sangat digemari anak-anak dan remaja ini biasanya menyuguhkan atraksi magis, seperti kesurupan, kekebalan, tubuh terhadap pecut, beling dsb.
Selain mempertunjukan akstrasi magic, Ebeg, nama yang lebih populer di Pangandaran juga menyajikan humor yang unik saat mereka tampil, biasanya suara-suara pemain berubah menjadi lebih kecil dan melengking sehingga membuat lucu orang yang mendengarnya.
3. Seni Kentongan
Seni kentongan yang terbuat dari bambu dipadukan dengan alat musik gamelan dan kendang dengan cara mengkolaborasikan seni Jawa dan Sunda sehingga menjadi musik yang enak didengar dan banyak diminati wisatawan asing yang datang ke Pangandaran. Di karenakan kesenian ini terbilang baru di Kabupaten Pangandaran diharapkan pemerintah daerah mau peduli dengan kesenian yang ini dalam hal promosi dan pengembangan seni budaya di Kabupaten Pangandaran.
4. Kesenian Rengkong
Rengkong disebut sebagai kesenian "awal dari prosesi panen". Para penari laki-laki yang membawa pikulan dari batang bambu utuh dan di kedua ujung bambu digantungkan masing-masing seikat padi. Gantungan padi tadi dibuat sedemikian rupa sehingga jika pikulan bambu digoyang-goyang akan dihasilan bunyi-bunyi berirama. Permainan gerak dan bunyi yang menjadi pertunjukan Rengkong, diiringi tetabuhan gendang dan gamelan di belakang. Tarian Rengkong tidak lepas dari kepercayaan tradisional terhadap Dewi Sri yang memang umum di kalangan para petani di Kecamatan Mangunjaya. Namun, kesenian ini sudah jarang dilakukan oleh para
petani dikarenakan arus modernisasi.
5. Wayang Golek
Tidak hanya kaya akan alam dan pantai nya saja, Kabupaten pangandaran pun kaya akan budaya dan kesenian yang belum tersentuh, salah satu yang tidak asing yakni wayang golek. Pertunjukan wayang golek di Pangandaran akan sering digelar di Panggung terbuka di wilayah Pantai Barat.
6. Wayang Kulit
Hingga saat ini banyak Dalang Wayang kulit yang masih hidup di Pangandaran walaupun mulai memasuki usia senja, dalang-dalang ini merupakan anak para pendatang pendahulu Pangandaran yang datang dari jawa tengah, karena Pangandaran sebagain berbahasa jawa jadi Wayangkulit masih terkadang bisa disaksikan di acara-acara di Pangandaran. Namun, sesuai dengan perkembangannya wayangkulit yang ada sekarang terkadang tidak hanya menyampaikan cerita ramayana atau yang berbau kerajaan, terkadang dibubuhi humor-humor khas bahasa jawa dengan akulturasi humor tren yang ada.
7. Sintren
Kesenian ini sebenarnya datang dari Banyumas, sebagai tetangga Kabupaten Banyumas dan Cilacap, Pangandaran juga jadi mempunyai kesenian Sintren ini, di Pangandaran biasanya bisa disaksikan saat resepsi khitanan atau perkawinan.
Sintren diperankan seorang gadis yang masih suci, dibantu oleh pawang dengan diiringi gending 6 orang. Dalam perkembangannya tari sintren sebagai hiburan budaya, kemudian dilengkapi dengan penari pendamping dan bodor (lawak).
Dalam permainan kesenian rakyat pun Dewi Lanjar berpengaruh antara lain dalam permainan Sintren, si pawang (dalang) sering mengundang Roh Dewi Lanjar untuk masuk ke dalam permainan Sintren. Bila, roh Dewi Lanjar berhasil diundang, maka penari Sintren akan terlihat lebih cantik dan membawakan tarian lebih lincah dan mempesona.
Nah itulah semua kesenian-kesenian tradisional yang ada di Kabupaten Pangandaran, mari kita lestarikan dan jaga agar budaya lokal tidak hilang dan tetap terpelihara sebagai identitas suatu daerah.
*) Ujang Rusli Suherli, kontributor sukarela myPangandaran, Penyuka Jurnalistik dan Fotografi, Warga Padaherang Pangandaran dan beraktifitas di twitter @RusliKundur17
Sumber: http://www.mypangandaran.com/aneka/detail/106/7-kesenian-tradisional-di-kabupaten-pangandaran.html
Comments